Caution

Only real bloggies who wants to read my blog

Languange

Sabtu, 06 Maret 2010

Kisah Tragis

Ruby dan Rhifa sedang duduk bersama di taman kampus tanpa melakukan apapun, hanya memandang langit sementara sahabat-sahabat mereka sedang asik bercanda ria dengan kekasih mereka masing-masing.

Rhifa: "Duh bosen banget. Aku harap aku juga punya pacar yang bisa berbagi waktu denganku."

Ruby: "Kayaknya cuma tinggal kita berdua deh yang jomblo. cuma kita berdua saja yang tidak punya pasangan sekarang."
(keduanya mengeluh dan berdiam beberapa saat)

Rhifa: "Kayaknya aku ada ide bagus deh. kita adakan permainan yuk?"

Ruby: "Eh? permainan apaan?"

Rhifa: "Eng... gampang sih permainannya. Kamu jadi pacarku dan aku jadi pacarmu tapi hanya untuk 100 hari saja. gimana menurutmu?"

Ruby: "Baiklah.... lagian aku juga gada rencana apa-apa untuk beberapa bulan ke depan."

Rhifa: "Kok kayaknya kamu gak terlalu niat ya... semangat dong! hari ini akan jadi hari pertama kita kencan. Mau jalan-jalan kemana nih?"

Ruby: "Gimana kalo kita nonton saja? Kalo gak salah film The Troy lagi maen deh. katanya film itu bagus"

Rhifa: "OK deh.... Yuk kita pergi sekarang. tar pulang nonton kita ke karaoke ya... ajak aja adik kamu sama pacarnya biar seru."

Ruby: "Boleh juga..."
(mereka pun pergi nonton, berkaraoke dan Ruby mengantarkan Rhifa pulang
malam harinya)



Hari ke 2:
Ruby dan Rhifa menghabiskan waktu untuk ngobrol dan bercanda di kafe, suasana kafe yang remang-remang dan alunan musik yang syahdu membawa hati mereka pada situasi yang romantis. Sebelum pulang Ruby membeli sebuah kalung perak berliontin bintang untuk Rhifa.

Hari ke 3:
Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari kado untuk seorang sahabat Ruby. Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan, mereka memutuskan membeli sebuah miniatur mobil mini. Setelah itu mereka beristirahat duduk di foodcourt, makan satu potong kue dan satu gelas jus berdua dan mulai berpegangan tangan untuk pertama kalinya.

Hari ke 7:
Bermain bowling dengan teman-teman Ruby. Tangan Rhifa terasa sakit karena tidak pernah bermain bowling sebelumnya. Ruby memijit-mijit tangan Rhifa dengan lembut.

Hari ke 25:
Ruby mengajak Rhifa makan malam di Ancol Bay . Bulan sudah menampakan diri, langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya. Mereka duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin berpadu dengan suara gelombang bergulung di pantai. Sekali lagi Rhifa memandang langit, dan melihat bintang jatuh. Dia mengucapkan suatu permintaan dalam hatinya.

Hari ke 41:
Ruby berulang tahun. Rhifa membuatkan kue ulang tahun untuk Ruby. Bukan kue buatannya yang pertama, tapi kasih sayang yang mulai timbul dalam hatinya membuat kue buatannya itu menjadi yang terbaik. Ruby terharu menerima kue itu, dan dia mengucapkan suatu harapan saat meniup lilin ulang
tahunnya.

Hari ke 67:
Menghabiskan waktu di Dufan. Naik halilintar, makan es krim bersama,dan mengunjungi stand permainan. Ruby menghadiahkan sebuah boneka teddy bear untuk Rhifa, dan Rhifa membelikan sebuah pulpen untuk Ruby.

Hari ke 72:
Pergi Ke PRJ. Melihat meriahnya pameran lampion dari negeri China.. Rhifa penasaran untuk mengunjungi salah satu tenda peramal. Sang peramal hanya mengatakan "Hargai waktumu bersamanya mulai sekarang", kemudian peramal itu meneteskan air mata.

Hari ke 84:
Ruby mengusulkan agar mereka refreshing ke pantai. Pantai Anyer sangat sepi karena bukan waktunya liburan bagi orang lain. Mereka melepaskan sandal dan berjalan sepanjang pantai sambil berpegangan tangan, merasakan lembutnya pasir dan dinginnya air laut menghempas kaki mereka. Matahari terbenam, dan
mereka berpelukan seakan tidak ingin berpisah lagi.

Hari ke 99:
Ruby memutuskan agar mereka menjalani hari ini dengan santai dan sederhana. Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di sebuah taman kota.

15:20 pm
Rhifa: "Aku haus.. Istirahat dulu yuk sebentar."

Ruby: "Tunggu disini, aku beli minuman dulu. Aku mau teh botol saja. Kamu mau minum apa?"

Rhifa: "Aku saja yang beli. kamu kan capek sudah menyetir keliling kota hari ini. Sebentar ya"

Ruby mengangguk. kakinya memang pegal sekali karena dimana-mana Jakarta selalu macet.

15:30 pm
Ruby sudah menunggu selama 10 menit and Rhifa belum kembali juga. Tiba-tiba seseorang yang tak dikenal berlari menghampirinya dengan wajah panik.

Ruby : "Ada apa pak?"

Orang asing : "Ada seorang perempuan ditabrak mobil. Kayaknya perempuan itu adalah temanmu"

Ruby segera berlari bersama dengan orang asing itu. Disana, di atas aspal yang panas terjemur terik matahari siang,tergeletak tubuh Rhifa bersimbah darah, masih memegang botol minumannya. Ruby segera melarikan mobilnya membawa Rhifa ke rumah sakit terdekat.
Ruby duduk diluar ruang gawat darurat selama 8 jam 10 menit.
Seorang dokter keluar dengan wajah penuh penyesalan.


23:53 pm
Dokter: "Maaf, tapi kami sudah mencoba melakukan yang terbaik. Dia masih
bernafas sekarang tapi Yang kuasa akan segera menjemput. Kami menemukan
surat ini dalam kantung bajunya."
Dokter memberikan surat yang terkena percikan darah kepada Ruby dan dia
segera masuk ke dalam kamar rawat untuk melihat Rhifa. Wajahnya pucat tetapi
terlihat damai.
Ruby duduk disamping pembaringan Rhifa dan menggenggam tangannya dengan
erat.
Untuk pertama kali dalam hidupnya Ruby merasakan torehan luka yang sangat
dalam di hatinya.
Butiran air mata mengalir dari kedua belah matanya.
Kemudian dia mulai membaca surat yang telah ditulis Rhifa untuknya.


Dear Peter...
ke 100 hari kita sudah hampir berakhir.
Aku menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu.
Walaupun kadang-kadang kamu jutek dan tidak bisa ditebak,
tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam hidupku.
Aku sudah menyadari bahwa kau adalah pria yang berharga dalam hidupku.
Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi
sebelumnya.
Sekarang aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap kita bisa memperpanjang
hari-hari kebersamaan kita. Sama seperti yang kuucapkan pada bintang jatuh
malam itu di pantai,
Aku ingin kau menjadi cinta sejati dalam hidupku. Aku ingin menjadi
kekasihmu selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku seumur
hidupku. Ruby, aku sangat sayang padamu.

23:58
Peter: "Rhifa, apakah kau tahu harapan apa yang kuucapkan dalam hati saat
meniup lilin ulang tahunku?
Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita bersama-sama selamanya..
Rhifa, kau tidak bisa meninggalkanku! hari yang kita lalui baru berjumlah 99
hari!
Kamu harus bangun dan kita akan melewati puluhan ribu hari bersama-sama!
Aku juga sayang padamu, Rhifa. Jangan tinggalkan aku, jangan biarkan aku
kesepian!
Rhifa, Aku sayang kamu...!"

Jam dinding berdentang 12 kali.... jantung Rhifa berhenti berdetak.
Hari itu adalah hari ke 100...

The End...

Katakan perasaanmu pada orang yang kau sayangi sebelum terlambat.

Kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok.

Kau tidak akan pernah tahu siapa yang akan meninggalkanmu dan tidak akan
pernah kembali lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Follow !