Caution

Only real bloggies who wants to read my blog

Languange

Minggu, 20 Juni 2010

Boy's Diary part 5

Gw harus mengalah, itulah satu satunya kata yang bisa gw anggap paling pas dengan apa yang gw alami. Setiap manusia tidak boleh mementingkan egonya, karena manusia adalah makhluk sosial.

2 tahun kemudian...

Melihat Raka yang telah menggaet Dhea, mungkin membuat gw sedikit iri. Tapi, memang inilah skenario yang akan terjadi, gw gak bisa menyalahkan Fauzi ataupun diri gw sendiri, karena yang terpenting dari semua ini adalah Fauzi dapat selesai dengan urusannya, untuk kedepan itu masalah lain.
Ia mendekatiku, berlari dengan wajah cerah, dan berkata, "Fer, ada kabar baru nih !"
"Apaan ji ?" tanya gw.
"Itu lho, temennya si Dhea, Nisa, katanya Dhea baru putus sama Raka !" ucapnya
"Hah.. kenapa itu anak bisa kayak gitu ?" tanya gw dalam hati.
"Ohh, putus. Wajar lah, namanya juga anak muda." ucap gw
Dia menunjukkan wajah tidak yakin. Seakan dia menginginkan kata - kata lain selain dengan apa yang gw ucapkan tadi.
"Cuma itu doang yang lu pengen ucapin boi ?" tanyanya
"Emang kenapa ?" tanya gw
"Ohh.. Enggak apa - apa. Yaudah, gw makan dulu dah, laper." ucapnya.
"Yaudah, makan dah, gw gak laper, tadi baru makan nasi uduk." ucap gw
Ia pun meninggalkan gw dengan wajah belum puas. Berjalan pelan dan menuju kantin Mbak Wi untuk membeli gado - gado.



Sore harinya ia mendatangi kosan gw.
Tok.. tok.. tok..
"Assalamualaikum.." ucapnya
"Waalaikumsalam, oh.. lu ji, kenapa ?" tanya gw
"Nggak gw cuma pengen ambil flash disk gw yang ketinggalan boi, besok gw gak bisa, ada janji sama Ajeng." ucapnya
"Oh.. yaudah ambil aja, ada tuh di meja makan. Mau minum apa nih ?" ucap gw
"Teh aja cukup. Tapi jangan manis - manis. Nanti muka gw disemutin lagi. Haha." ucapnya tertawa
"Iya dah yang udah gak ngejomblo lagi, hehehe.." ucap gw

Kemudian, kami ngobrol - ngobrol gadget baru sambil minum - minum. Suasana senang dan lucu berada di sekitar kami hingga Fauzi mengucapkan sesuatu,
"Fer, lu bener udah gak ngebet lagi sama si Dhea." tanyanya
"Maksudlu apa ji ?" tanya gw dengan wajah serius
"Eits.. gw bukannya mau macem - macem, tapi gw cuma gak enak aja Fer, gara - gara gw lu jadi gak bisa ngedapetin si Dhea." ucapnya
"Sudah takdirnya Ji, keliatannya si Dhea udah gak ngeharepin gw lagi." ucap gw
"Maksudlu, lu minder gitu. Ya ampun boi, gw gak percaya lu bisa kaya gitu." ucapnya
"Yah, gw sih realistis aja Ji, dia tau kalau gw harus ngalah gara - gara Raka sama lu. Secara gak langsung itu membuat gw jadi gak berani ngedeketin dia." ucap gw
"Eh boi, kalau gini terus, lu bakal ngejomblo sampai umurlu 40 tahun !, gw nih temen lu, gw tau apa - apa aja yang lu suka dan lu benci. Dan, cuma Dhea yang bisa lu harepin bukan yang lain, karena dia hanya ada 1 di dunia. Jarang banget cewek kaya Dhea ditemuin." ucapnya
"Karena itu Ji, gw juga gak bisa maksain diri gw sendiri." ucap gw
"Keliatannya cowok kaya lu emang udah patah arang ya, yaudah deh, gw pulang dulu. Udah sore." ucapnya
"Yaudah, kapan - kapan main lagi ya Ji." ucap gw
"Oh ya Fer, gw kasih 1 hal yang lu harus ketahuin lagi, si Dhea lebih suka cowok yang berani ketimbang cowok yang pintar." ucapnya
"Yaudah deh, Assalamualaikum.." ucapnya
"Waalaikumsalam.." bales gw

Gw mulai bingung dengan apa yang gw lakukan, ditengah 2 kondisi, gw mulai dibawa keganduhan luar biasa. Apabila gw tetap menjauh dari Dhea, artinya gw membuang peluang. Apabila gw mencoba mendekati si Dhea, takutnya gw menjadi cowok canggung. Hingga pada akhirnya keputusan gw menjadi bulat, dekati dulu Dhea, baru terima hasil apapun hasilnya.

Beruntung, sepertinya alam sekitar juga ikut mendukung gw, karena gw dan Dhea sama sama mendapatkan tugas skripsi yang sama. Untuk itu, gw mengajak Dhea untuk bekerja sama agar skripsi yang akan kami kerjakan lebih mudah.

Setelah selesai mengerjakan skripsi kami gw ngajak Dhea jalan bareng untuk sekedar merayakan selesainya skripsi kami. Secara tidak langsung itu membuat gw optimis. Suatu saat gw mengajak Dhea untuk makan bareng di kafe untuk istirahat.
"Udah lama ya, nggak jalan bareng kaya gini.." ucap gw
"Iya, terakhir 2 tahun yang lalu.. Hmmm." ucapnya
Gw mencoba mencari suatu topik yang menarik.
"Dhea lo udah nonton Avatar di bioskop belum ?" ucap gw
"Udah, ceritanya seru, gw nonton bareng Raka, gambarnya nggak keliatan animasi kan ?" ucapnya
Setelah ia mengucapkan kata "Raka", emosi gw menjadi naik, tapi gw bisa maklumin, karena saat itu gw dalam keadaan terpaksa.
"Katanya sih nanti James Cameron ngeluncurin Avatar 2 lho,kali ini tempatnya bukan di hutan hujan, tapi jadi di laut." ucap gw
"Seru dong, tapi gw pengen nonton Eclipse juga nih. Katanya sih bagus." ucapnya
"Gw udah nonton trailernya, bagus juga sih." ucap gw
"Oh ya, bukannya pengen ikut campur urusan lo sama Raka, ada yang bilang lo udah putus sama Raka, kenapa ya ?" tanya gw
Dia merespeknya dengan wajah sedikit sinis + marah dan menjawab, "Gak penting tau gw ceritain, udah kita kan kesini pengen jalan bareng, bukannya ngomongin tentang Raka."
Secara terpaksa yasudah, gw hentikan. Gw gak mau menjadi korban lagi hanya karena 1 pertanyaan.

Waktu sudah menunjukan pukul 05.00, karena bukan muhrim, kami melanjutkan untuk pulang. Walaupun hanya jalan - jalan, itu semua membuat gw senang. Karena ini pertama kali dalam hidup gw.
Keesokan harinya...
Drrrt drrrtt drrrtt ddrrttt... HP gw bergetar, segera gw angkat, ternyata itu adalah Fauzi, ia mengundang gw ke rumahnya untuk merayakan ulang tahun abangnya yang ke 26. Sungguh sangat menarik, karena abangnya Fauzi dikerjai habis - habisan. Karena tidak mengenal membosankan, kami semua kena getahnya, gw dan Fauzi disiram sir, terus dilempari tepung terigu. Wuiih.. umur 26 masih juga ada acara ultah segala. Hehehe

To Be Continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Follow !